Perbedaan Angelina Jolie dan Facebook Dalam 'Tragedi Paris'


Facebook sudah menjelaskan alasan mengapa mereka seakan hanya simpati terhadap tragedi Paris. Padahal tragedi terjadi juga di tempat-tempat lain.

Menurut mereka, fitur Safety Check "Merah-Putih-Biru" itu memang baru pertama kali diterapkan kemarin, beberapa saat setelah tragedi Paris terjadi. Okelah.

Mari kita tunggu dan cermati janji Facebook. Apakah mereka konsisten (untuk menggunakan pada Tragedi lain, sesuai janjinya. -red).

Ini perlu. Karena mereka telah memposisikan diri sebagai media sosial. Bukan corong ras, bangsa atau agama. Dan, mari pahami ini baik-baik... hubungan kita semua dengan Facebook bukanlah hubungan charity atau filantropi. Kita tidak "gratis" menggunakannya, Facebook tidak beramal jariyah memfasilitasi kita dengan jaringannya.

Kita, 69 juta pengguna Facebook di negeri ini adalah yang terbesar ke empat di dunia setelah AS, India dan Brazil. Karena medianya digunakan, Facebook memperoleh pemasukan iklan. Berkat kita juga di antaranya, iklan-iklan di Facebook memiliki 'opportunity to see' atau OTS -- kemungkinan dilihat -- yang menjadi efektif berlipat-lipat.

Angelina Jolie*, Christiano Ronaldo dan Maradona terbukti bisa menunjukkan empati kemanusiaannya yang menembus sekat ras, bangsa atau agama. Padahal, berbeda dengan Facebook, nyaris tak ada tangible-benefit yang diraup oleh pesohor-pesohor hebat itu dengan menunjukkan empatinya.

Kita semua ikut terluka dengan tragedi Paris, dan mengutuk segala bentuk teror dengan dalih apapun. Segala tragedi kemanusiaan tanpa kecuali, di manapun ia membuncah: Paris, Gaza, Beirut, Myanmar... selalu butuh empati kita semua. Itulah hakekat keinsanan. Itulah wujud kebersamaan kita sebagai "human".

Mari, jangan hanya sekadar terlena menggunakannya. Cermati terus Facebook.