SAUDARAKU,
Tak semua yang kita tahu dan kita miliki itu layak dipublikasikan atau disebarkan pada orang lain. Ada kalanya, hal-hal yang berkaitan erat dengan diri kita itu tidak baik untuk diberitahukan pada orang lain. Biarkan hal itu jadi rahasia bagi diri kita. Hanya Allah SWT dan Anda yang tahu tentang rahasia Anda.
Sebagaimana Abu Hatim RA berkata, “Barangsiapa yang suka menyimpan rahasianya, maka urusannya ingin baik-baik saja,” (Hal. 140).
Saudaraku,
Tentu Anda memiliki orang terdekat kita bukan? Ia pasti akan selalu terbuka dengan diri kita, termasuk hal-hal yang menjadi rahasia dirinya. Nah, kewajiban kita sebagai orang yang baik bagi orang lain ialah dengan menjaga rahasia dengan sebaik mungkin. Jagalah sebaik-baiknya rahasia dia. Dalam kondisi apapun kita harus mampu menahan diri untuk tidak membongkar rahasia dia.
Ingatlah perkataan Abu Hatim RA, “Barangsiapa yang dititipi pembicaraan (rahasia), hendaknya ia menutupinya dan jangan membongkarnya serta menyebarkannya. Sesungguhnya rahasia itu dinamakan rahasia karena ia tidak disebarkan,” (Hal. 142).
Saudaraku,
Jika Anda mengakui sebagai orang yang selalu berlapang dada dalam menjalankan kehidupan, maka janganlah Anda sebarkan rahasia. Baik itu rahasia orang lain, apalagi rahasia diri Anda sendiri. Sebab, jika melakukan demikian, Anda termasuk orang yang merugikan bagi orang lain, artinya tidak bisa menjadi orang yang bermanfaat. Sehingga, hal itu selain merusak harga diri orang lain, juga merusak harga diri Anda sendiri.
Abu Hatim RA berkata, “Seharusnya orang yang cerdas itu dadanya lapang dibanding lainnya dalam menyimpan rahasia, dengan tidak menyebarkannya,” (Hal. 143).